Terbentang dari pesisir Indramayu di bagian utara hingga Pangandaran di bagian selatan, dari Sukabumi di bagian barat sampai Kuningan di ujung timur, Jawa Barat merupakan salah satu provinsi dengan populasi terpadat di Indonesia.
Pada abad ke-5 wilayah ini merupakan bagian dari Kerajaan Tarumanegara, yang dilanjutkan oleh Kerajaan Sunda dengan ibukota Pakuan Pajajaran (sekarang Kota Bogor). Dan pada abad ke-16 berdirilah Kesultanan Cirebon yang masih ada hingga saat ini. Tak heran kalau Jawa Barat kaya akan warisan adat dan budaya luhur yang terjaga apik.
Cek juga -> 21 hal menarik di Yogyakarta ini bakal melampaui batas imajinasi Anda
14 pantai terindah di Yogyakarta ini merupakan surga tersembunyi yang bisa Anda temukan
Berada di jalur cincin api pasifik, wilayah yang memiliki beberapa gunung berapi aktif ini juga kerap disebut Parahyangan atau “tempat tinggal para dewa” karena bentang alamnya yang terkenal begitu indah dan unik dengan jarak tempuh yang tidak terlalu jauh dari Jakarta atau Bandung.
Dari danau di puncak gunung sampai pantai berpasir putih, Jawa Barat memiliki banyak sekali keajaiban alam yang begitu spektakuler dan sayang untuk dilewatkan.
1. Berkelana ke Dunia Purbakala Jurrasic World: Pulau Biawak, Indramayu
Anda tentu sudah familiar dengan Pulau Komodo di mana reptil purba raksasa komodo hidup berkeliaran dengan bebas.
Tapi tahukah Anda kalau tak terlalu jauh dari Jakarta, tepatnya di pesisir utara Indramayu juga terdapat sebuah pulau yang banyak dihuni oleh kadal raksasa?
Seperti namanya, Pulau Biawak merupakan habitat alami satwa liar biawak. Dulunya pulau ini tertutup untuk umum karena dijadikan lokasi penelitian milik pemerintah.
Namun kini, asalkan berani, Anda bebas untuk menjelajahi setiap jengkalnya.
Begitu perahu merapat di pantai Pulau Biawak yang berpasir putih, Anda akan langsung disambut oleh megahnya mercusuar kuno setinggi 65 meter yang sudah ada sejak jaman Belanda. Sungguh pemandangan yang luar biasa!
Anda dapat naik ke puncak mercusuar tersebut melalui tangga berputar untuk melihat seluruh bagian pulau.
Tak hanya di daratan saja, pemandangan alam bawah laut sekitar Pulau Biawak pun tak kalah cantiknya. Dan Anda dapat menikmati indahnya bunga karang dan ikan-ikan beraneka warna tersebut sambil snorkeling.
Kalau Anda cukup bernyali, cobalah jelajahi hutan bakau yang terdapat di pulau ini, siapa tahu dapat bertemu langsung dengan “sepupu” komodo yang sedang melintas di sela-sela pepohonan.
Meskipun tak seagresif komodo, namun biawak dewasa dapat tumbuh sepanjang tiga meter dan juga bisa menggigit! Dan ingat, apabila berpapasan dengan mereka, waspadailah sabetan ekornya, karena itu adalah senjata yang mereka gunakan play1628 jika merasa terancam.
Kepulauan Biawak, Indramayu
Telepon: 0838 6724 8421 / 0877 1770 5656
Jam Operasional: 06.00 – 22.00
Cara ke Sana: Dari Jakarta naik bus menuju Indramayu atau kereta api menuju Cirebon. Setibanya di Simpang Celeng, perjalanan dilanjutkan menuju Pelabuhan Karangsong. Dari pelabuhan Anda dapat menyewa perahu untuk menyeberang ke Pulau Biawak dengan jarak tempuh 5 sampai 6 jam. Koordinat di sini.
Tarif: Paket trip mulai dari Rp 480.000 untuk dua hari satu malam.
2. Uji Nyali dan Ketangguhan: Tebing Citatah, Padalarang
Meski hanya berjarak 5 kilometer dari pintu keluar tol Padalarang, Tebing Citatah tidak sepopuler Goa Pawon dan Stone Garden.
Saat ini di bawah pengawasan Kopassus, tebing-tebing yang ada di sini kerap digunakan sebagai lokasi latihan militer. Tapi di akhir pekan, ketiga tebing yang ada: Citatah 48, Citatah 90 dan Citatah 125 dibuka untuk pengunjung yang ingin melakukan aktivitas panjat tebing – tanpa dipungut biaya!
Bagi pendaki pemula, Anda dapat coba memanjat tebing Citatah 48 dengan ketinggian 40 hingga 50 meter. Begitu sukses menaklukkan tebing batu kapur ini, Anda akan disambut oleh monumen Belati milik Kopassus sebagai simbol keberhasilan.
Bukan cuma menguji fisik Anda saja, untuk menaklukkan tebing ini juga dibutuhkan fokus dan ketelitian. Konsentrasi pun dibutuhkan di sini karena setiap saat bahaya dapat mengancam.
Karena tingkat kesulitan yang cukup tinggi serta besarnya risiko yang dihadapi, tebing Citatah 90 dan Citatah 125 hanya diperuntukkan bagi pendaki berpengalaman saja, dengan bukti sertifikat serta surat ijin dari pihak berwenang.
Tebing Citatah, Bojong Loa, Cipatat, Bandung Barat 40554
Cara ke Sana: Keluar dari pintu tol Cipularang di Padalarang, lurus terus hingga melewati dua persimpangan. Lokasi ini berada di sebelah kiri tak jauh setelah melalui Goa Pawon dan Stone Garden. Koordinat di sini.
Jam Operasional: 08.00 – 17.00 (hanya akhir pekan)
Tiket Masuk: Gratis
3. Menguak Piramida Misterius di Situs Megalitikum Gunung Padang, Cianjur
Tebing Citatah, Bojong Loa, Cipatat, Bandung Barat 40554
Cara ke Sana: Keluar dari pintu tol Cipularang di Padalarang, lurus terus hingga melewati dua persimpangan. Lokasi ini berada di sebelah kiri tak jauh setelah melalui Goa Pawon dan Stone Garden. Koordinat di sini.
Jam Operasional: 08.00 – 17.00 (hanya akhir pekan)
Menguak Piramida Misterius di Situs Megalitikum Gunung Padang, Cianjur
Di lintasan gunung berapi di kawasan Cianjur terdapat sebuah penemuan besar yang sukses mengubah sejarah peradaban masa lalu.
Ketika reruntuhan candi ditemukan di bukit setinggi 100 meter ini, awalnya semua orang menganggap itu hal biasa. Namun 20 tahun lalu barulah diketahui bahwa candi tersebut bukan berdiri di atas bukit, melainkan di sebuah piramida buatan manusia yang terkubur oleh tanah!
Dari uji karbon, disimpulkan bahwa batu-batuan yang digunakan untuk membangun piramida ini diperkirakan telah berusia antara 9.000 hingga 20.000 tahun silam, atau 6.000 tahun sebelum Raja Tut membangun piramida-piramida di Mesir – dan menjadikannya sebagai piramida tertua di dunia.
Meski hingga saat ini bermacam penelitian sejarah masih berlangsung, namun Gunung Padang telah dibuka untuk umum. Untuk menuju puncaknya dibutuhkan waktu daki selama 20 menit melalui jalan setapak. Di teras pertama dan yang paling luas, pengunjung akan disambut oleh sebuah pohon besar.
Makin ke atas hingga menuju puncak, ukuran teras kian mengerucut sebagai simbol hierarki masyarakat di masa lalu.
Saat Anda berdiri di tengah-tengah tempat pemujaan purbakala yang dikelilingi oleh gunung berapi, pepohonan hijau, serta suasana yang begitu tenang, maka pikiran Anda pun akan terlena membayangkan kehidupan di masa pra-sejarah sambil melihat pemandangan nun jauh di bawah sana.
Situs Megalitikum Gunung Padang, Karyamukti, Cianjur
Cara ke Sana: Dari Jakarta, ke Jalan Raya Puncak hingga tiba di Cianjur. Saat bertemu bundaran, belok ke kanan. Teruskan perjalanan hingga melalui persimpangan besar, lalu belok kiri ke Jl. Gunung Padang (terdapat papan penunjuk jalan bertuliskan Situs Megalitikum Gunung Padang, namun ukurannya kecil, jadi Anda harus memperhatikan jalan dengan seksama). Ikuti jalan utama hingga menuju stasiun kereta api, lalu belok ke kiri. Situs tersebut berada di ujung jalan. Koordinat di sini.
Jam Operasional: 06.00 – 18.00
Tiket Masuk: Rp 6.000,-
4. Indahnya Aliran Air di Sela-Sela Bebatuan: Curug Batu Templek, Bandung
Anda mungkin akan kesulitan mencari tahu cara menuju Curug Batu Templek jika bertanya pada warga Kota Bandung.
Meskipun curug ini tidak sulit untuk dicapai, namun lokasinya yang berada di kawasan penambangan batu alam menjadikan nama Curug Batu Templek masih asing di telinga.
Sebagai fenomena geologi yang langka, Curug Batu Templek sebetulnya merupakan retakan kecil dari lempeng bumi, yang terbentuk akibat pergerakan tektonis. Sehingga menyebabkan keluarnya air dari sela-sela bebatuan.
Waktu yang tepat untuk mengunjungi curug ini adalah pada musim hujan (biasanya antara bulan September dan Maret) ketika aliran air cukup deras dan berwarna kecoklatan, sehingga menampilkan keunikan tersendiri.
Karena jalan menuju Curug Batu Templek berupa jalan setapak yang tidak terlalu besar, cara terbaik untuk mengunjunginya adalah dengan kendaraan roda dua. Setelah melewati para pengrajin batu alam di Pasar Impun, Anda masih harus melalui beberapa tanjakan.
Begitu tiba di atas bukit, panorama Bandung Timur yang spektakuler bisa Anda lihat. Jangan kaget kalau Anda jadi satu-satunya pengunjung di sini!
Sementara itu sayup-sayup di kejauhan terdengar suara percikan air yang menandakan bahwa lokasi curug tersebut sudah dekat.
Curug Batu Templek, Pasir Impun, Cimenyan, Bandung 40191
Cara ke Sana: Anda bisa mengambil arah dari keluar Tol Pasteur – Pasupati – Jalan Suci – Terminal Cicaheum dan dari arah Lapas Sukamiskin, Arcamanik, lalu masuk ke Jalan Pasir Impun (depan pangkalan ojek) seberang Lapas. Dari Jalan Pasir Impun, terus mengikuti jalan sampai ke atas (kira-kira 3 km) melewati Jalan Terusan Pasir Impun. Kemudian melewati Jalan Cisanggarung. Destinasi tujuan Anda berada di sisi kiri jalan. Koordinat di sini.
Tiket Masuk: Hari Biasa: Rp5.000 | Hari Libur: Rp10.000
5. Petualangan Menyusuri Green Canyon: Cukang Taneuh, Pangandaran
Sebutan Green Canyon sendiri awalnya dipopulerkan oleh wisatawan asal Prancis, karena ngarai bernama Cukang Taneuh (yang artinya Jembatan Tanah) ini mengingatkan akan Grand Canyons yang ada di Arizona, namun berwarna hijau.
Setelah pelampung terpasang rapi, maka petualangan menyusuri aliran sungai berkelok di antara tebing hijau ini pun dimulai.
Di kanan-kiri Anda tampak aneka tumbuhan hijau menghiasi dinding-dinding batu yang terpahat secara alami sejak bertahun-tahun lalu.
Di ujung perjalanan, Anda dapat turun dari perahu dan memanjat ke tumpukan batu-batu besar. Di sinilah petualangan yang sesungguhnya dimulai!
Dari situ Anda bisa terjun bebas ke sungai yang mengalir di antara Green Canyon, dan biarkan aliran airnya membawa Anda melalui beberapa rintangan yang menantang. Setiap sudut sungai ini menyimpan kejutan dan keseruan tersendiri.
Puas menyusuri sungai di tengah hutan ini selama kurang lebih satu jam, Anda dapat beristirahat sejenak di tepian sambal menikmati sajian tradisional yang menggugah selera, seperti nasi bakar ayam yang dibungkus daun pisang, serta melepas dahaga dengan meneguk segarnya air kelapa muda.
Petualangan menyenangkan ini pun diakhiri dengan kembali naik perahu menuju hilir sungai yang bermuara di laut selatan, sembari menatap indahnya matahari tenggelam di cakrawala.
Sungguh pengalaman yang luar biasa!
Green Canyon: Cukang Taneuh, Pangandaran
Lokasi: Cukang Taneuh, Jl. Green Canyon – Cijulang, Kertayasa, Pangandaran. Koordinat di sini.
Jam Operasional: 07.30 – 16.00 (Hari Jumat buka mulai pukul 13.00)
Tiket Masuk: Mulai dari Rp 200.000,- (Sudah termasuk makan, transportasi, dan pemandu)
6. Mendaki, Berkemah, dan Melihat Matahari Terbit: Gunung Papandayan, Garut
Untuk sebagian besar orang, mendaki gunung bukanlah hal yang gampang dilakukan – tak jarang Anda harus melalui medan yang berat serta cuaca yang tak bisa ditebak hanya untuk bermalam di dalam tenda dan makan makanan kaleng.
Namun menurut para pecinta alam, gunung ini termasuk cocok bagi para pendaki pemula, karena untuk mencapai area perkemahan di Papandayan Anda hanya perlu trekking selama dua jam saja.
Usai mendirikan tenda, pendaki dapat berjalan-jalan di Tegal Alun, sebuah padang bunga Edelweiss terluas di Jawa Barat sekaligus tempat terbaik untuk melihat matahari terbit.
Spot lain yang tak kalah uniknya adalah Hutan Mati yang menyuguhkan pemandangan yang begitu eksotis. Tempat ini dulunya adalah hutan yang habis terbakar akibat letusan gunung berapi, dan hanya menyisakan batang-batang pohon mati.
Gunung Papandayan
Lokasi: Gunung Papandayan, Desa Karamatwangi, Kecamatan Cisurupan, Kabupaten Garut 44163
Cara ke Sana: Dari Jakarta naik bus menuju Garut dari terminal Kampung Rambutan. Setibanya di Terminal Guntur di Garut, lanjutkan perjalanan menggunakan mini bus jurusan Cikajang, lalu Anda turun di belokan Cisurupan setelah pasar. Setelah itu lanjutkan perjalanan menuju basecamp pendakian Gunung Papandayan dengan menyewa ojek. Koordinat di sini.
Tiket Masuk: Rp15.000,-
7. Panorama Spektakuler Waduk Jatiluhur: Gunung Lembu, Purwakarta
Purwakarta mungkin bukan pilihan utama Anda untuk melihat-lihat pemandangan di Jawa Barat, namun begitu menjejakkan kaki di Gunung Lembu Anda akan dibuat terkesima oleh keindahan tersembunyi yang dimilikinya.
Meskipun ada tiga puncak gunung lain di sekeliling Waduk Jatiluhur, namun Gunung Lembu merupakan yang paling mudah diakses, dengan ketinggian hanya 700 meter di atas permukaan laut.
Tapi jangan lengah, walaupun gunung ini tidak terlampau tinggi, untuk menaklukkannya dibutuhkan tenaga dan usaha ekstra keras. Umumnya para pendaki membutuhkan waktu sekitar tiga jam trekking menuju ke puncak.
Bahkan di awal-awal perjalanan saja Anda sudah akan dihadapkan oleh medan yang sangat berat. Para pendaki harus berjalan melintasi hutan bambu yang cukup lebat dengan lereng yang lumayan curam, sekitar 45 derajat. Oleh karena itu dianjurkan agar tidak mendaki Gunung Lembu saat musim penghujan, karena tanah yang berlumpur bisa membuat perjalanan Anda tambah berat.
Namun semua usaha itu akan terbayar lunas begitu Anda mencapai Batu Lembu, yang menyuguhkan panorama menakjubkan dari Waduk Jatiluhur dan gunung-gunung di sekitarnya. Dan hanya beberapa meter dari puncak gunung terdapat dataran yang dapat Anda pergunakan untuk beristirahat serta mendirikan tenda. Dijamin, dari sini pemandangan matahari terbit di keesokan harinya akan sangat indah!
Gunung Lembu, Purwakarta
Lokasi: Kampung Panunggal, Desa Panyindangan, Kecamatan Sukatani, Purwakarta 41167
Cara ke Sana: Keluar pintu tol Cipularang di Purwakarta, lanjutkan perjalanan hingga menemukan pertigaan. Belok kanan menuju Jl. Raya Sindangkasih yang mengarah ke Sukatani. Setibanya di Sukatani, belok kanan ke Pasar Anyar Sukatani. Ikuti terus jalan utama hingga mencapai tujuan kurang lebih setengah jam. Koordinat di sini.
Telepon: 0819 0933 2002
Jam Operasional: 24 jam
Tiket Masuk: Gratis (hanya donasi seikhlasnya)Official Website Resmi
8. Danau Hijau yang Elok di Kawah Gunung Galunggung, Tasikmalaya
Pada tahun 1982 Indonesia mengalami bencana alam hebat berupa gunung meletus yang berlangsung cukup lama sehingga memaksa ratusan warga yang tinggal di sekitarnya untuk mengungsi selama hampir satu tahun.
Saking hebatnya letusan yang terjadi, sampai-sampai sebuah kaldera terbentuk di puncak gunung tersebut dan seiring berjalannya waktu, lama-kelamaan terisi oleh air yang berasal dari tanah dan guyuran hujan sehingga terciptalah sebuah danau di dasar kawah.
Untuk menuju tepi kawah dari tempat parkir terdekat dibutuhkan tenaga ekstra – bersiaplah menaiki 620 buah anak tangga!
Jangan khawatir, rasa letih Anda bakal lenyap seketika saat bisa melihat panorama menakjubkan Kota Tasikmalaya dari kejauhan, dikelilingi oleh tanaman hijau sejauh mata memandang. Begitu tiba di puncak pemandangan yang disuguhkan akan jauh lebih memesona. Perpaduan antara danau berwarna hijau dan abu vulkanis kecoklatan di sekitarnya, serta aneka tanaman hijau yang menutupi permukaan lerengnya membuat perjalanan ini tak sia-sia.
Setelah beristirahat sejenak dan memulihkan tenaga dengan semangkuk mi instan dan secangkir kopi di warung-warung kecil yang ada di sini, Anda dapat lanjut menyusuri hutan untuk mencapai lokasi yang lebih dekat dengan danau tersebut. Atau bisa juga bersembahyang di sebuah masjid kecil yang terdapat di salah satu sudut kawah tersebut.
Gunung Galunggung, Tasikmalaya
Lokasi: Desa Linggawangi, Kecamatan Leuwisari, Kabupaten Tasikmalaya 46464
Cara ke Sana: Dari Bandung teruskan perjalanan menuju Kota Tasikmalaya. Sekitar 2 kilometer sebelum terminal Indihiang, belok kiri. Ikuti jalan dan papan petunjuk untuk mencapai tujuan. Koordinat di sini.
Jam Operasional: 06.00 – 18.00
Tiket Masuk: Rp6.500,- (area wisata gunung Galunggung) plus Rp2.000,- (menuju kawah).
9. Berkelok-kelok Menuju Hamparan Permadani Hijau: Pangalengan, Bandung
Selain Ciwidey yang terkenal dengan Situ Patengan dan Kawah Putihnya, di bagian selatan Bandung sebetulnya masih ada destinasi lain yang tak kalah sejuk dan cantik, yaitu Pangalengan.
Kalau Anda sudah pernah ke Situ Patengan, maka di kawasan Pangalengan yang berjarak 45 kilometer di selatan Bandung juga terdapat danau yang berukuran lebih besar, yaitu Situ Cileunca.
Di sini Anda bisa mengitari danau dengan perahu, namun kalau ingin mencoba yang lain, ada juga Jembatan Cinta.
Bukan cuma itu saja, di Pangalengan Anda juga bisa berkunjung ke perkebunan teh Malabar untuk mempelajari proses produksi teh dari mulai penanaman hingga ke pengemasan, lalu lanjut berziarah ke makam tuan tanah nan dermawan yang mendedikasikan hidupnya untuk Bandung, yaitu Karel Albert Rudolf Bosscha.
Perkebunan teh yang berbukit-bukit sejauh mata memandang tampak seperti hamparan permadani hijau. Rasanya sayang kalau pemandangan indah ini tidak diabadikan lewat kamera.
Perjalanan menuju ke tempat ini pun tak kalah memukau. Jalanan aspal yang mulus dan berkelok-kelok tentunya memberikan kenikmatan tersendiri saat berkendara.
Pangalengan, Bandung
Cara ke Sana: Dari Bandung, mengarah ke selatan menuju Banjaran lalu berlanjut ke Jalan Raya Pangalengan. Beberapa lokasi menarik yang bisa Anda kunjungi kami tandai di sini.
10. Menyaksikan Ratusan Kelelawar Beraksi Menyambut Malam: Pantai Puncak Guha, Garut
Kalau mendengar kata ‘pantai’, mungkin yang ada di benak Anda adalah ombak biru yang bergulung menghempas ke pasir putih diiringi lambaian pohon kelapa di sekitarnya.
Namun tidak demikian adanya di Pantai Puncak Guha.
Berjarak 10 menit dari Pantai Rancabuaya, di pesisir selatan provinsi Jawa Barat, Puncak Guha merupakan tempat yang wajib dikunjungi oleh para pecinta pantai. Semenanjung kecil berupa tebing yang berbatasan langsung dengan lautan ini dianggap sebagai salah satu tempat terbaik di kawasan ini untuk melihat sunset.
Alasan lain Anda wajib singgah di Pantai Puncak Guha adalah pertunjukan ratusan kelelawar yang beterbangan keluar dari gua di bawah tebing saat matahari mulai tenggelam. Bahkan dalam novel laris Perahu Kertas, Dewi ‘Dee’ Lestari pun sempat menggambarkannya pemandangan tak terlupakan ini: “…terpana melihat ratusan kelelawar yang tiba-tiba mengepak bersamaan dari bawah tebing, membentuk segomplok awan hitam yang sejenak memenuhi langit”.
Kunjungilah tempat ini beberapa jam sebelum matahari terbenam dan nikmati panorama indah perbukitan hijau yang membingkai laut lepas.